Header Ads

Harga Emas dan Bitcoin Terus Naik, Apa Penyebabnya?

Harga Emas dan Bitcoin Terus Naik, Apa Penyebabnya?


Emas dan Bitcoin Catat Rekor Tertinggi, Didukung Lonjakan Minat Investor

Beberapa pekan terakhir menjadi masa penuh keuntungan bagi para investor yang memiliki emas dan bitcoin. Kedua aset tersebut mencetak rekor harga tertinggi baru seiring meningkatnya minat dan kepercayaan pasar.

Harga emas menembus level $3.900 per ons troy (sekitar Rp65 juta) pada pekan ini. Sementara itu, pada Minggu (5/10), bitcoin — mata uang kripto tertua di dunia — juga mencapai puncak baru dengan nilai $125.000 (sekitar Rp2 miliar) sebelum mengalami sedikit koreksi.

Tahun Keemasan Bagi Emas dan Bitcoin

Sepanjang 2025, emas mengalami reli terbesar sejak era 1970-an dengan kenaikan lebih dari 50% sejak awal tahun. Bitcoin, meski sempat melemah akibat gejolak pasar, tetap naik sekitar sepertiga sejak Januari.

Faktor Pendorong Lonjakan

Emas kembali menjadi pilihan utama investor di tengah ketidakpastian global. Nilainya telah melonjak lebih dari 300% sejak akhir 2018. Peningkatan harga kali ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk kebijakan tarif resiprokal Presiden AS Donald Trump, kekhawatiran terhadap utang dan ekonomi AS, serta konflik geopolitik seperti perang Rusia–Ukraina dan konflik di Gaza.

Selain itu, penutupan pemerintahan AS turut memperkuat posisi emas sebagai aset pelindung nilai. Pelemahan yen Jepang — yang sebelumnya juga dianggap aset aman — setelah kemenangan Sanae Takaichi dalam pemilihan pemimpin partai LDP Jepang, turut memberi dorongan tambahan bagi emas.

Menurut Tim Waterer, Kepala Analis Pasar KCM Trade, melemahnya yen membuat investor beralih ke emas sebagai aset safe-haven utama.

Permintaan ETF dan Peran Bank Sentral

Lonjakan harga emas juga dipicu oleh meningkatnya permintaan dari ETF berbasis emas (gold-backed ETFs) dan pembelian besar-besaran oleh bank sentral.
Data dari CFTC menunjukkan dana lindung nilai kini memegang rekor kepemilikan emas senilai $73 miliar (Rp1.215 triliun).

Kenaikan Bitcoin Didukung Faktor Politik dan Institusional

Untuk bitcoin, reli harga sebagian besar didorong oleh terpilihnya kembali Donald Trump yang dikenal mendukung industri kripto. Selain itu, masuknya investor institusional menambah dorongan permintaan.

Ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga juga membuat investor lebih berani mengambil risiko pada aset digital ini. Ketidakpastian ekonomi AS akibat penutupan pemerintah turut meningkatkan minat terhadap bitcoin sebagai alternatif investasi.

Menurut Geoffrey Kendrick dari Standard Chartered, bitcoin kini sangat sensitif terhadap “risiko pemerintahan AS” dan berkorelasi dengan pergerakan US Treasury term premium, yang mencerminkan kepercayaan terhadap ekonomi jangka panjang AS.

Secara historis, Oktober juga menjadi bulan yang kuat bagi bitcoin — harga hanya pernah turun dua kali pada bulan ini sejak 2013.

Prospek ke Depan

Banyak analis meyakini reli emas dan bitcoin belum akan berhenti. Kendrick memprediksi bitcoin bisa mencapai $135.000 (sekitar Rp2,25 miliar) selama penutupan pemerintahan AS masih berlangsung, apalagi dengan kebijakan pro-kripto dari pemerintahan Trump.

Sementara itu, HSBC memperkirakan harga emas tetap tinggi hingga 2026, didukung oleh pembelian dari bank sentral dan meningkatnya permintaan institusional sebagai bentuk diversifikasi aset.

Laporan World Gold Council bahkan menyebutkan bahwa 95% manajer cadangan bank sentral percaya kepemilikan emas global akan terus bertambah dalam 12 bulan mendatang. Kombinasi faktor tersebut membuat banyak pihak memperkirakan harga emas segera menembus $4.000 per ons troy (sekitar Rp66,6 juta).

No comments

Powered by Blogger.